Orangyang tidak setuju dengan kelompok akan didesak untuk setuju 7. Kelompok menganggap diri mereka bersatu padu Konsekuensi : Keputusan terburuk dari Groupthink 1. Kelompok memberi pertimbangan yang tidak memadai 2. Kelompok tidak menyukai alternatif secara memadai 3. Kelompok tidak sepenuhnya mengkaji resiko keputusan yang diambil 4. Namunkenyataannya, selembar kertas berukuran besar dan beberapa marker/spidol juga dapat melakukannya. 2. Brainstorming Terbalik. Brainstorming yang biasa meminta peserta untuk menyelesaikan masalah. Brainstorming terbalik meminta peserta untuk menemukan cara terbaik dalam menyebabkan sebuah permasalahan. Ungkapankata-kata "demi keadilan dan kebenaran" menjadi salah satu ciri teknik propaganda ini. Contoh : 1. Istilah "Dunia Bebas" (free World) adalah generalitas favorit Propagandis barat. 2. "Solidaritas Sosial" dipakai dunia komunis untuk menggambarkan hubungan kompleks diantara negara dan partai Komunis. 3. Instrumenpenelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Variasi jenis instrument penelitian adalah: angket, ceklis atau daftar centang, pedoman wawancara, pedoman Ketahuilahapa peranan dan kebutuhan Anda dalam lingkungan kerja. Karir Fair ATS Checker Kalkulator Gaji Cek Penipuan. Upah Minimum . UMP 2022 UMK 2022 Gaji Rata-Rata. Saya suka bergabung ke dalam suatu kelompok: 29: Saya ingin berkenalan dengan orang-orang baru dan mengerjakan hal baru: cara membuat cheese roll dari kulit lumpia. Kata baku Manakah yang merupakan kata baku, elit atau elite? Manakah penulisan yang benar, elite atau elit? Istilah elit dan elite terkadang memang membingungkan. Sebagian menganggap bahwa elit merupakan kata yang baku. Bila kita melihat kepada kamus, benarkah hal itu? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, yang benar adalah elite. Kata elit merupakan bentuk tidak baku dari elite. Kata yang benar dan baku adalah elite. Penulisan yang benar adalah elite. Arti kata elite menurut KBBI adalah cendekiawan orang-orang terbaik atau pilihan dalam suatu kelompok atau masyarakat. orang-orang terpandang atau berderajat tinggi kaum bangsawan Turunan kata > mengelite artinya adalah menjadi elite terpandang. Catatan penting Mantan penasihat pemerintah Inggris, Dominic Cummings beberapa saat lalu membuat kontroversi dengan menyebut bahwa respons pemerintah yang buruk terhadap krisis COVID-19 di Inggris merupakan “contoh klasik dari pemikiran kelompok group-think.” Dia mengatakan semakin banyak orang mengkritik rencana pemerintah, semakin banyak orang di dalam pemerintahan yang akan berdalih bahwa orang lain gagal paham. Ia menambahkan bahwa, jika masyarakat dan komunitas peneliti diberi kesempatan sejak awal untuk membedah kebijakan COVID-19 pemerintah Inggris, “kita akan mengetahui setidaknya enam minggu lebih awal bahwa ada berbagai rencana alternatif yang lebih baik”. Meskipun kita tidak dapat mengetahui kebenaran dari kritik tersebut secara pasti, hal ini menimbulkan pertanyaan penting tentang dinamika pengambilan keputusan dalam kelompok. Apa itu group-think dan bagaimana kita bisa menghindarinya menurut riset? Group-think adalah istilah populer yang menggambarkan bagaimana sekelompok orang yang sebenarnya cerdas dapat membuat keputusan yang salah. Intinya adalah bahwa kelompok menciptakan tekanan psikologis pada individu untuk menyesuaikan diri dengan pandangan para pemimpin dan anggota lainnya. Contoh populer dari group-think adalah keputusan Amerika Serikat AS untuk menyerang Kuba pada tahun 1961, serta keputusan Coca-Cola untuk meluncurkan produk “New Coke” pada tahun 1985. Dalam kedua contoh ini, serta berbagai contoh populer lainnya, suatu kelompok gagal dalam membuat pilihan yang tepat walaupun mereka memiliki semua informasi yang mereka butuhkan. Para anggota gagal memberikan kritik dan informasi alternatif yang dapat membantu kelompok mereka menghindari keputusan yang memalukan atau tragis. Apa yang menyebabkan group-think Bagaimana orang-orang pintar bisa berkumpul dan sampai pada kesimpulan yang nampaknya meragukan? Ada tiga alasan utama kelompok dapat menciptakan tekanan yang kemudian dapat mengarah pada keputusan yang salah. Pertama, semua manusia ingin merasakan rasa memiliki satu sama lain – evolusi seperti mendorong otak kita untuk menemukan kebersamaan dengan suatu kelompok. Dalam situasi kelompok apa pun, secara sadar atau pun tidak, kita selalu ingin merasa diterima dan dihargai oleh anggota lain. Salah satu cara untuk mendapatkan penerimaan dan penghargaan adalah dengan mencari kesamaan dengan orang lain. Tetapi, ketika semua anggota melakukan ini, diskusi kelompok menjadi bias dan berujung pada kesamaan dan kesepakatan. Sayangnya, ini menghilangkan potensi perbedaan dan ketidaksepakatan. Read more Mengapa orang beragama? Ini analisis psikologi kognitif Misalnya, jika seorang anggota kelompok mengatakan bahwa mereka menyukai acara TV tertentu, anggota lain yang juga menyukainya kemungkinan besar akan berbicara. Mereka yang belum melihatnya atau tidak menyukainya lebih cenderung untuk tetap diam. Bukan berarti ketidaksetujuan tidak pernah terjadi, hanya saja mungkin jarang terjadi dalam diskusi kelompok. Ketika diskusi kelompok berjalan dengan dinamika seperti ini - anggota mengekspresikan lebih banyak persetujuan daripada ketidaksetujuan - mereka yang memiliki pendapat berbeda mulai percaya bahwa pandangan mereka tidak sesuai dengan mayoritas. Hal ini membuat mereka cenderung menahan informasi atau pandangan yang bisa jadi akan mendapat penolakan dari anggota lain. Cummings mengatakan respons Inggris terhadap COVID-19 adalah contoh klasik dari group-think. Maggie Sully/Alamy Stock Photo Kedua, seperti kata pepatah bahasa Inggris, “if you want to get along, go along” “jika Anda ingin akrab, ikutilah”. Meskipun ketidaksepakatan adalah hal yang sehat dalam suatu kelompok – dan, memang, merupakan esensi dari pengambilan keputusan kelompok – ketidaksepakatan yang sehat seringkali berujung pada konflik yang bersifat personal dan menyakiti perasaan orang lain. Risiko ini, seberapa pun kecilnya, membuat mereka yang tidak setuju terlalu sering menahan diri untuk berpendapat. Tekanan ini bahkan lebih kuat ketika anggota kelompok memiliki posisi tinggi - seperti pemimpin formal atau mereka dengan status yang dihormati oleh orang lain - kemudian mengungkapkan pendapat mereka. Dalam situasi ini, ada batasan-batasan tak terlihat yang membuat kita enggan berbicara atau menyampaikan ketidaksetujuan kepada anggota lain. Perasaan ini sangat sulit diatasi, terutama jika kita menyadari bahwa dengan pendapat tersebut, kita akan membuat diri kita berseberangan dengan seorang pemimpin. Ketiga, kita secara bawah sadar menyesuaikan preferensi kita agar sesuai dengan apa yang kita anggap sebagai pandangan mayoritas. Dengan kata lain, ketika kita sendiri tidak memiliki pendapat yang jelas tentang sesuatu, kita hanya mengadopsi pandangan anggota lain – ini sering terjadi, bahkan tanpa kita sadari. Setelah kita mengadopsi preferensi tersebut, ia kemudian menjadi filter untuk segala informasi yang kita terima. Kita mudah mengingat informasi yang sesuai dengan preferensi kita sendiri, tetapi cenderung melupakan informasi yang tidak sesuai dengan preferensi kita. Dengan begitu, seorang anggota yang mengungkapkan persetujuannya, secara tidak langsung menciptakan lingkaran setan yang terus menerus mendorong kesepakatan kelompok. Bagaimana cara menghindari group-think? Resep mujarab untuk menghindari group-think adalah berfokus terlebih dahulu pada opsi dan informasi, serta menahan dulu segala keputusan maupun pandangan personal. Setelah menentukan tujuan, kelompok harus mempertimbangkan sebanyak mungkin pilihan. Semua anggota sebaiknya dimintai semua informasi yang relevan tentang semua opsi ini – bahkan jika informasi tersebut berseberangan dengan preferensi anggota lain. Setelah proses pembedahan yang menyeluruh dan sistematis, baru kemudian anggota dapat mulai mendiskusikan pilihan mereka atau menganjurkan satu opsi di atas yang lain. Pemimpin juga punya peran penting dalam menghindari pemikiran kelompok. Riset telah menunjukkan bahwa pemimpin yang mengarahkan proses pengambilan keputusan, tetapi tidak membagikan preferensi mereka sendiri atau mendorong terpilihnya opsi tertentu, dapat membantu kelompok menghindari group-think sekaligus menghasilkan keputusan yang lebih baik. Para pemimpin yang mendorong pilihan-pilihan tertentu, terutama sejak awal, cenderung menyesatkan kelompok mereka dan lebih rawan jatuh pada jebakan group-think. Dalam menghindari jebakan pemikiran kelompok, pemimpin sebaiknya berperan sebagai detektif, yakni mengajukan pertanyaan dan mengumpulkan semua fakta. Memimpin dengan pola pikir ingin memenangkan debat atau mendorong preferensi pribadi hanya membuat kelompok jauh lebih rentan untuk melakukan group-think. Terlepas dari bagaimana pemerintah membuat keputusan di masa lalu, idealnya mereka memastikan semua lembaga pembuat keputusan dapat mengikuti saran-saran di atas. Sebab, kelompok yang paling cerdas dan memiliki niat terbaik pun rentan terhadap jebakan psikologis berupa group-think. Rachel Noorajavi menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris. NilaiJawabanSoal/Petunjuk ELITE Golongan atas; pilihan dalam suatu kelompok PANITIA Kelompok orang yang mengurus suatu acara, komite ANGGOTA Orang yang menjadi bagian dalam suatu golongan BINTANG Orang yang terbaik terpandai dalam suatu lingkungan MASKOT Orang, hewan, atau benda sebagai lambang pembawa keberuntungan NARA Orang HIE Orang OKNUM Orang, perseorangan dengan arti yang kurang baik PUAK Golongan; kelompok orang KONOTASI Ling makna tertentu yang oleh seseorang atau sekelompok orang diberikan kpd suatu kata atau kelompok kata, misal merah dalam makna 'komunis' adalah makna konotasi; makna tambahan TERPILIH ... untuk kedua kalinya; tidak sengaja memilih; yang terpilih terbaik, terkemuka, dsb yang diundang dalam rapat itu hanya orang-orang ~; 3 jalan, upay... MARGA 1 lingkungan orang-orang yang seketurunan di daerah Batak; 2 bagian daerah sekumpulan dusun yang agak luas di daerah Sumatra Selatan; 3 kelompo... AGREGASI ...elompok sosial dengan syarat-syarat tertentu bagi orang yang akan menjadi anggota; - kering Tan partikel tanah majemuk atau sekunder yang tidak dihan... MOTIVASI 1 dorongan yang timbul pd diri seseorang secara sadar atau tidak untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu; 2 Psi usaha yang dapat menyeb... KEPRIBADIAN Cara-cara bertingkah laku yang merupakan ciri khusus seseorang serta hubungannya dengan orang lain di lingkungannya ~ bangsa ciri-ciri watak yang men... TEATER ...empat luas tidak beratap di udara terbuka, tempat orang dapat menonton sandiwara atau film; ... WAWANCARA 1 pertemuan wartawan dengan seseorang pejabat dsb yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal untuk dimuat dalam ... SINDIKAT Perkumpulan orang jahat dengan berbagai keahlian TITIK ...ar pemandangan; 2 sesuatu yang menarik perhatian orang banyak; pusat perhatian minat; - netral Met daerah langit yang terletak pd bidang vertikal ... TANDA ...tanda berupa bintang dsb yang diberikan kpd seseorang untuk menghargai jasanya karyanya dsb; - penunjuk arsip tanda batas, biasanya terbuat dari ... SURAT ...angan tt hari, tanggal, tempat, dsb kelahiran seseorang; - kematian surat keterangan tt hari, tanggal, tempat, dsb kematian seseorang; - kepemilikan... TANAH ... -, diberi kuku hendak menggarut, pb apabila seseorang diberi sedikit, ia mengajukan lebih banyak lagi; gerakan di bawah -, ki gerakan gelap rahasi... SISTEM ...tem kepegawaian yang untuk pengangkatan pertama seorang pegawai didasarkan atas kecakapan yang bersangkutan; - katrol ganda Mek sistem mekanisme dua ... ANAK Orang yang belum dewasa REGU Kelompok Pranala link elite /élité/ n 1 orang-orang terbaik atau pilihan dalam suatu kelompok; 2 kelompok kecil orang-orang terpandang atau berderajat tinggi kaum bangsawan, cendekiawan, dan sebagainya;mengelite v menjadi elite organisasi kemasyarakatan itu kini cenderung ~ dan terpisah dari massa umat yang terbelakang, miskin, dan bodoh ✔ Tentang KBBI daring ini Aplikasi Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI ini merupakan KBBI Daring Dalam Jaringan / Online tidak resmi yang dibuat untuk memudahkan pencarian, penggunaan dan pembacaan arti kata lema/sub lema. Berbeda dengan beberapa situs web laman/website sejenis, kami berusaha memberikan berbagai fitur lebih, seperti kecepatan akses, tampilan dengan berbagai warna pembeda untuk jenis kata, tampilan yang pas untuk segala perambah web baik komputer desktop, laptop maupun telepon pintar dan sebagainya. Fitur-fitur selengkapnya bisa dibaca dibagian Fitur KBBI Daring. Database utama KBBI Daring ini masih mengacu pada KBBI Daring Edisi III, sehingga isi kata dan arti tersebut merupakan Hak Cipta Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemdikbud dahulu Pusat Bahasa. Diluar data utama, kami berusaha menambah kata-kata baru yang akan diberi keterangan tambahan dibagian akhir arti atau definisi dengan "Definisi Eksternal". Semoga semakin menambah khazanah referensi pendidikan di Indonesia dan bisa memberikan manfaat yang luas. Aplikasi ini lebih bersifat sebagai arsip saja, agar pranala/tautan link yang mengarah ke situs ini tetap tersedia. Untuk mencari kata dari KBBI edisi V terbaru, silakan merujuk ke website resmi di ✔ Fitur KBBI Daring Pencarian satu kata atau banyak kata sekaligus Tampilan yang sederhana dan ringan untuk kemudahan penggunaan Proses pengambilan data yang sangat cepat, pengguna tidak perlu memuat ulang reload/refresh jendela atau laman web website untuk mencari kata berikutnya Arti kata ditampilkan dengan warna yang memudahkan mencari lema maupun sub lema. Berikut beberapa penjelasannya Jenis kata atau keterangan istilah semisal n nomina, v verba dengan warna merah muda pink dengan garis bawah titik-titik. Arahkan mouse untuk melihat keterangannya belum semua ada keterangannya Arti ke-1, 2, 3 dan seterusnya ditandai dengan huruf tebal dengan latar lingkaran Contoh penggunaan lema/sub-lema ditandai dengan warna biru Contoh dalam peribahasa ditandai dengan warna oranye Ketika diklik hasil dari daftar kata "Memuat", hasil yang sesuai dengan kata pencarian akan ditandai dengan latar warna kuning Menampilkan hasil baik yang ada di dalam kata dasar maupun turunan, dan arti atau definisi akan ditampilkan tanpa harus mengunduh ulang data dari server Pranala Pretty Permalink/Link yang indah dan mudah diingat untuk definisi kata, misalnya Kata 'rumah' akan mempunyai pranala link di Kata 'pintar' akan mempunyai pranala link di Kata 'komputer' akan mempunyai pranala link di dan seterusnya Sehingga diharapkan pranala link tersebut dapat digunakan sebagai referensi dalam penulisan, baik di dalam jaringan maupun di luar jaringan. Aplikasi dikembangkan dengan konsep Responsive Design, artinya tampilan situs web website KBBI ini akan cocok di berbagai media, misalnya smartphone Tablet pc, iPad, iPhone, Tab, termasuk komputer dan netbook/laptop. Tampilan web akan menyesuaikan dengan ukuran layar yang digunakan. Tambahan kata-kata baru diluar KBBI edisi III Penulisan singkatan di bagian definisi seperti misalnya yg, dng, dl, tt, dp, dr dan lainnya ditulis lengkap, tidak seperti yang terdapat di KBBI PusatBahasa. ✔ Informasi Tambahan Tidak semua hasil pencarian, terutama jika kata yang dicari terdiri dari 2 atau 3 huruf, akan ditampilkan semua. Jika hasil pencarian dari daftar kata "Memuat" sangat banyak, maka hasil yang dapat langsung di klik akan dibatasi jumlahnya. Selain itu, untuk pencarian banyak kata sekaligus, sistem hanya akan mencari kata yang terdiri dari 4 huruf atau lebih. Misalnya yang dicari adalah "air, minyak, larut", maka hasil pencarian yang akan ditampilkan adalah minyak dan larut saja. Untuk pencarian banyak kata sekaligus, bisa dilakukan dengan memisahkan masing-masing kata dengan tanda koma, misalnya ajar,program,komputer untuk mencari kata ajar, program dan komputer. Jika ditemukan, hasil utama akan ditampilkan dalam kolom "kata dasar" dan hasil yang berupa kata turunan akan ditampilkan dalam kolom "Memuat". Pencarian banyak kata ini hanya akan mencari kata dengan minimal panjang 4 huruf, jika kata yang panjangnya 2 atau 3 huruf maka kata tersebut akan diabaikan. Edisi online/daring ini merupakan alternatif versi KBBI Offline yang sudah dibuat sebelumnya dengan kosakata yang lebih banyak. Bagi yang ingin mendapatkan KBBI Offline tidak memerlukan koneksi internet, silakan mengunjungi halaman web ini KBBI Offline. Jika ada masukan, saran dan perbaikan terhadap kbbi daring ini, silakan mengirimkan ke alamat email gmail com Kami sebagai pengelola website berusaha untuk terus menyaring iklan yang tampil agar tetap menampilkan iklan yang pantas. Tetapi jika anda melihat iklan yang tidak sesuai atau tidak pantas di website ini silakan klik Laporkan Iklan Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Penggunaan kata elite menjadi hal biasa manakala kita berbicara dalam topik kehidupan politik sehari hari. Padahal sesungguhnya makna elite dapat dibagi menjadi dua ketegori yakni kategori khusus dan kategori umum. Dalam kategori umum dalam kamus kata Elite dapat diartikan sebagai orang-orang terbaik / pilihan dalam suatu kelompok atau kelompok kecil orang-orang terpandang atau berderajat tinggi kaum bangsawan, cendekiawan, dsb. Sedangkan dalam arti khusus elite dapat dipahami sebagai suatu kelompok yang memiliki kekuasaan dan kekuatan untuk mengambil keputusan penting yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Sehingga bila mengamati arti kata elite secara khusus tersebut, maka yang terbayang dalam benak kita adalah sekelompok elite politik dan elite birokrasi, karena terkait dengan kata kekuasaan dan keputusan /kebijakan penting yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Bukankah di negara demokrasi seperti Indonesia peran peran strategis tersebut sebagian besar ditentukan oleh mereka? Berkaca dari kalimat diatas, mengingatkan sebuah tulisan Anies Baswedan, yang berjudul ”siapakah ruling elite Indonesia?”. Tulisan ini dimuat pada salah satu media masa nasional pada tahun 2006. Dalam tulisan tersebut Anies berpendapat bahwa Ruling elite adalah sekelompok elite—di antara kaum elite-elite yang lain—yang berkuasa menentukan arah kehidupan bangsa dan negara. Tesis yang diajukan di sini adalah pembentukan ruling elite ditentukan oleh 1 perekrutan anak-anak muda, dan 2 tren utama bangsa.. Trend utama bangsa ini berubah dari satu masa ke masa berikutnya seiring dengan perjalanan sejarah. Anak-anak muda yang pada masa mudanya terlibat dalam tren utama yang mewarnai bangsa ini kelak akan menjadi aktor-aktor di dalam ruling elite. Para personal yang pada awal awal reformasi masih dalam usia muda, dikemudian hari menjadi tokoh tokoh elite baik di parpol maupun di birokrasi yang menentukan arah perjalanan bangsa ini. Sebuat saja Fahri Hamzah yang pada tahun 1998 berusia 27 tahun sebagai ketua umum KAMMI, dan sekarang menjadi salah satu pembuat opini yang terkemuka di media masa, disamping jabatan startegis yang dipegangnya sebagai anggota DPR RI, atau Andi Arif yang dalam usia 24 tahun meng-interupsi pelantikan wakil rektor UGM pada tahun 1994 dengan memimpin demontrasi para mahasiswa UGM, dan sekarang menjadi staff khusus orang nomor 1 di republik ini. Yang lebih menarik adalah mengamati analisa Anies bahwa ruling elite sejak awal pergerakan nasional mengalami pergeseran atau perubahan, yang menurutnya akhir abad ke-19 elite intelektual yang berperan sebagai ruling elite karena ketika itu masih jarang kaum terdidik yang lahir di bumi nusantara. Sehingga dikatakan oleh Anis Pada periode ini pendidikan menjadi tren utama bangsa ini dan kunci utama untuk meraih sukses. Dari pendidikan modern ini terbentuklah elite intelektual yang jadi motor pergerakan nasional, seperti Soekarno, Hatta, dan Sjahrir. Ketika Indonesia meraih kemerdekaan, kaum intelektual ini menjadi ruling elite pertama di negeri ini. Kedudukan elite intelektual sebagi ruling elite digeser oleh elite militer sejak dimulainya masa penjajahan Jepang dan dalam era penjajahan fisik tahun 1940 hingga 1960 dan elite militer mengalami masa kematangan pada periode 1970 – 1990-an. Bila jalur rekruitmen elite intelektual melalui jalur pendidikan modern, maka elite militer di rekruit melalui jalur perjuangan fisik pada tahun 1940-an. Setelah elite militer memegang sebagai ruling elite, maka melalui jalur rekruitmen organisasi massa dan partai politik, kalangan elite aktifis yang merintis eksistensi mulai antara tahun 1960 – 1990an mulai memasuki kedudukan ruling elite sejak kurun waktu tahun 2000an hingga saat ini. Dan menurut Anis setelah tahun 2020 akan lahir ruling elite baru yang eksis sejak tahun 1990-an hingga hari ini untuk memegang tampuk kekuasaan pada tahun 2020-an. Namun demikian urutan masing masing ruling elite yang digambarkan Anis, mulai tampak kebenarannya setelah pemilu 2014 dan menjelang pemiihan presiden tahun 2014 ini. Dimana tidak sedikit orang yang menjadi anggota legislatif dengan latar belakang pengusaha, karena semakn kesini setiap kontestasi wakil rakyat semakin membutuhkan biaya yang tidak sedikit, dan biasanya yang dapat memenuhi kebutuhan biaya tersebut adalah kalangan pengusaha atau legislatif incumben yang menguasai sumber daya ekonomi. Bahkan jika melihat komposisi Anggota DPR RI periode tahun 1999 – 2004, menurut Leo Suryadinata dalam ”elections and politics in indonesia” yang diterbitkan ISEAS pada tahun 2002 tercatat sebanyak 31,3% anggota DPR RI yang berlatar belakang pengusaha. Dan menurut dalam tanggal 13 februari 2013 komposisi DPR RI untuk periode 2009 – 2014 disebutkan Dari 560 anggota itu, 148 orang atau 26,4% adalah anggota periode sebelumnya, 60 orang atau 10,71% pengusaha, 21 artis, dan lebih dari 200 wiraswasta di dalamnya ada pengusaha. Selain itu, melihat calon presiden yang sudah muncul, Aburizal Bakrie, Prabowo dan Jokowi yang sama sama memiliki latar belakang pernah menjadi pengusaha. Atau nama nama cawapres yang cukup ramai dibicarakan oleh publik seperti Chairul Tanjung, Jusuf Kala, Hatta Rajasa dan Hary Tanoe. Semua dari mereka adalah orang orang yang pernah dan sedang menjalani aktifitas sebagai pengusaha. Apakah hal ini ada kaitannya dengan pengaruh besar akibat terjangan globalisasi yang membawa penumpang utama bernama kapitalisme, sehingga semua hal harus terkait dengan modal materi? Atau hanya kebetulan saja trend yang diduga oleh Anies memang merupakan faktor ’given’ yang melanda Indonesia seiring dengan meningkatkan kemampuan ekonomi masyarakat Indonesia. Karena jika trend ini merupakan fakta yang harus dijalani, maka dapat dipastikan bahwa salah satu syarat menjadi elite di Indonesia adalah kemampuan finansial yang dimiliki guna meraih tahta dan kedudukan untuk berkuasa. Artinya, kekuasaan harus diraih dengan cara membelanjakan banyak uang, sehingga bisa dianggap sebagai investasi. Karena, meski bagaimanapun bila terkait dengan investasi maka akan diharapkan pengembalian modal investasi tersebut berikut keuntungan yang diperoleh. Inilah hal yang menjelaskan bahwa carut marut kondisi Indonesia adalah diakibatkan munculnya dua jenis predator baru yaitu power seeking politician dan rent seeking bureaucratic. Politisi pemburu kekuasaan yang menggunakan modal materi untuk meraih kursi, sehingga akan mencari materi pula untuk mengembalikan modalnya. Dan birokrasi pemburu rente yang juga harus bermodalkan materi guna meningkatkan jenjang jabatan dan karirnya di pemerintahan, sehingga tujuan mencari materi menjadi sangat dominan dalam kegiatan pekerjaannya. Sehingga disatu sisi, munculnya ruling elite dari kalangan pengusaha merupakan hal yang positif untuk merubah wajah birokrasi kita supaya sesuai dengan yang dikatakan osborne dan gabler dalan buku re-inventing government, namun disisi lain jiwa dagang pengusaha tersebut sangat mengkhawatirkan bagi sebuah bangsa dengan kekayaan alam yang sangat melimpah seperti Indonesia ini. Pola kepemimpinan transaksional tersebut pernah diulas oleh Akbar Tanjung dalam catatan kaki dari disertasinya pada program doktoral UGM. Dia menyatakan bahwa ada dua jenis kepemimpinan yaitu kepemimpinan transaksional dan kepemimpinan transformatif. Kepemimpinan transaksional bekerja berdasarkan prinsip dagang yaitu untung-rugi sehingga pelakunya cenderung memanfaatkan partai politik untuk tujuan pemenuhan kepentingan dan keuntungan pribadi. Sedangkan yang sedang kita butuhkan saat ini adalah kepemimpinan tranformasional yang mampu membawa Indonesia melewati gempuran perubahan global. Dampak dari kecenderungan pihak pengusaha yang menjadi ruling elite di tingkat Nasional akan ber-imbas dengan banyaknya Bupati/walikota dan gubernur yang juga berasal dari kalangan pengusaha. Karena realita yang terjadi adalah kebutuhan dana dalam jumlah besar sebagai syarat mutlak untuk memenangkan pemilihan kepala daerah yang diwarnai perilaku transaksional pada semua tingkatan. Meskipun demikian, sebenarnya tidak ada masalah dengan pengusaha berpolitik, dalam arti seorang pengusaha yang terjun ke dunia politik dengan maksud mengabdikan dirinya agar lebih memiliki makna hidup dengan memanfaatkan pundi pundi kekayaan yang dimilikinya, sebagai mana perilaku kaum filantropi yang gemar membelanjkan uangnya untuk kepentingan sosial kemanusiaan. Justru yang harus diwaspadai adalah politik pengusaha, dimana politik sebagai alat bagi pengusaha guna mencari kepuasan hidup bagi diri pribadinya belaka. Terlebih ditengah pelaksanaan demokrasi yang hanya menekankan kepada persoalan prosedural belaka, sebagaimana kekhawatiran Almarhum Nurcholis Madjid yang pernah berkata bahwa dalam demokrasi prosedural, ’setan gundul’pun dapat terpilih menjadi seorang pemimpin. Kesimpulan dari opini ini adalah, sudah siapkah kita menyongsong trend baru seperti yang di prediksikan oleh Anies Baswedan, bahwa ruling elite pada masa kini adalah dari kalangan pengusaha??? Jawabannya ada pada diri kita masing masing Lihat Politik Selengkapnya

orang orang terbaik atau pilihan dalam suatu kelompok