Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya [pula], dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata [Lauh Al-Mahfudz]," [QS. Al-An'am [6]: 59].
Untukitu taubat nasuha tidak berhenti ku pohonkan Amal soleh ku cuba rangkai, mendidik hati dengan ehsan Rahmat Allah semoga terkesan Pada diri yang kerdil ini dan semoga hasrat kesampaian MendapatTaman Syurga yang ku idamkan, Semoga tanpa hisab, bersama semua yang ku sayang. GUGUR DI LEMBAH REDHA MU Teringat peristiwa musim gugur semasa remaja
Artinya Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)"
Tidakada sehelai daun pun yang gugur melainkan ianya di dalam pengetahuan Allah. Tidak ada suatu pun yang bergerak melainkan ianya di dalam pemerhatian Allah. Dia tahu niat-niat baik yang ada di
Agamakumengaturnya. Kitabku menuliskannya. Tuhanku menjelaskannya. Tidak ada satu pun di alam ini yang terjadi secara kebetulan, sebagaimana tertuang dalam Al-Qur`an, " Allah mengatur urusan (makhluk-Nya)." (ar-Ra'd: 2). Dalam ayat lain dikatakan, "dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula)." (al-An'aam: 59).
cara membuat cheese roll dari kulit lumpia. Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di Daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan dia mengetahuinya pula dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi, dan tidak seseuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata Lauh Mahfudz; al - An'aam;59 sampai daunpun di atur dengan Allah, semuanya sudah di takdirkan Allah, aku akan bercerita sedikit mungkin berbagi semangat. siapa sangka, aku yang dulu tidak pakai jilbab sama sekali mulai memakai jilbab, siapa sangka , aku yang dulu pakai jilbab nya petak, dan diiket keleher kini sudah memakai jilbab syari bak mukena. apakah aku merasa lebih baik dari kalian yang belum mengenakannya? tentu saja tidak, aku tidaklah ada apa apanya dibandingkan orang yang sudah benar benar berhijrah. masih teringat awal kali aku menggunakan hijab hampir tiap hari itu dikarenakan pekerjaan. rasanya gatal kepala, sakit kepala, tapi ya aku berusaha melapangkan hati toh hanya untuk pergi bekerja saja.. jadi pernah suatu hari aku di panggil keruang HRD, ia memanggilku, dia menyampaikan begini "Ki, ada yang mau di sampaikan tapi jangan marah ya, aku sudah mulai takut. "apa salahku sampai dia memanggilku kesini toh kami beda management".. ternyata dia menyampaikan, beberapa laki-laki di kantor tidak fokus, kakak mendengar mereka membicarakan kiki mengenai postur tubuh. coba besok di panjangkan saja jilbabnya ya.. jangan sedih ya, biasa itu laki".. jawabku tentu saja iya kak baiklah.. keluar dari ruangan. aku malu dan benci sebenci-bencinya terhadap laki-laki di kantor itu khususnya bagian operasional,karena mereka tidak mengenalku sama sekali berani-beraninya mereka membicarakan tentang tubuhku. aku menangis, dan teman kantor membujukku, sudah ki. biasa itu laki-laki kampungan, ya aku tau dia hanya mencoba membuat ku tersenyum.. tapi dari situ aku belajar, sebaik apapun sikap kita kepada orang lain, belum tentu mereka akan bersikap manis kepada kita.. pernah lagi ketika aku mulai akrab dengan teman laik-laki di kantor, salah seorang perempuan di kantor, seperti meledekku, mencemeeh ku. sambil berkata " sabar sabar yak, ih kenapa itu dekat-dekat" dalam hatiku, kenapa sih mbak toh kami bekerja karena saling bergantungan, dan mbak tu urus aja suaminya jangan gangguin suami orang di kantor sambil manja manja suaranya.. tapi ya sekali lagi inilah sifat asli manusia, kita tidak mampu mengontrol diri tapi sibuk mungurus kekurangan orang lain.., apakah dendam ? tidak, aku sudah membuang rasa dendam di pekrjaan lama, toh tidak ada yang menguntungkan hasil dari dendam. ************* masih ingat denganku, ketika aku ke kantor pada bulan November 2017, itu pertama kalinya jilbabku sudah mulai sangat panjang datang ke kantor, dan teman-teman mulai terheran heran.. tapi aku merasa ya wajar setiap ada yang berbeda pasti jadi pusat perhatian, aku malu saat datang ke kantor dengan jilbab seperti itu, tapi ku biarkan saja ku lawan rasa maluku.. dan aku tanamkan di pikirannku, bagaimana ayahku di akhirat pasti selama ini dia kena siksa karrena ulahku.. singkat cerita, aku memantapkan diri selama satu tahun mulai belajar agama lebih dalam, aku belajar mengaji, mengikuti kajian-kajian, bahkan memasuki lingkungan yang baru dimana teman teman kerja yang baru ini menggunakan cadar. maa syaa Allah.. "Ketika kita benar-benar ingin berubah Allah memberikan kemudahan, apakah semua itu berjalan dengan mulus ? tentu saja tidak, pasti ada kerikil" tanjakannya, biar semua terasa nikmat.. jadi mungkin motivasi yang ku sampaikan jangan lelah mengejar kebaikan, ingat 1 nyinyiran dari orang lain, jangan jadikan kamu lemah. buat kalau kamu mampu dan buktikan sama mereka-mereka kita lebih baik, dan mari kita ajak dia dalam kebaikan.
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarohkatuh. TAK ADA SELEMBAR DAUN YANG JATUH TANPA SEIJIN ALLAH Bismillahirrahmanirrahim… Membayangkan bahwa semua kejadian dalam hidup kita ini bukanlah kejadian yang sekenhendak kita, bahwa tidak ada yang namanya kebetulan. Ini karena letak mata di depan sehingga kita terbiasa menatap ke depan. Tidak menyadari, atau seringkali lupa, bahwa dibelakang kita ada garis hidup yang lalu. Bahwa disamping kiri kanan, bahkan atas bawah, ada kehidupan² yang lain dari mahluk² yang lain. Semuanya itu lah yang merajut benang² peristiwa dalam hidup kita. Semuanya itu lah yang menjadi lantaran kita yang sekarang, yang sekarang ini sampai di titik ini. Dan semua pikiran² ini akhirnya bertaut. Kitab “Al Ibriiz” Agama mengaturnya. Al-qur’an menuliskan. sesuai dalam firman Allah SWT menjelaskan. *Tidak ada satu pun di alam ini yang terjadi secara kebetulan, sebagaimana tertuang dalam Al-Qur`an,* *↗️Allah SWT berfirman* “Allah yang meninggikan langit tanpa tiang sebagaimana yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas Arsy. Dia menundukkan matahari dan bulan; masing-masing beredar menurut waktu yang telah ditentukan. *Dia mengatur urusan makhluk-Nya,* dan menjelaskan tanda-tanda kebesaran-Nya, agar kamu yakin akan pertemuan dengan Tuhanmu.” QS. Ar-Ra’d 13 Ayat 2 _*🗣Dalam ayat lain dikatakan, Allah SWT berfirman* “Dan kunci-kunci semua yang gaib ada pada-Nya; tidak ada yang mengetahui selain Dia. Dia mengetahui apa yang ada di darat dan di laut. *Tidak ada sehelai daun pun yang gugur yang tidak diketahui-Nya.* Tidak ada sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering, yang tidak tertulis dalam Kitab yang nyata Lauh Mahfuzh.” QS. Al-An’am 6 Ayat 59 _Dialah Allah Yang menciptakan dan mengatur semua peristiwa, sebagaimana mereka berawal dan berakhir. Dia pulalah yang menentukan setiap gerakan bintang- bintang di jagat raya, kondisi setiap yang hidup di bumi, cara hidup seseorang, apa yang akan dikatakannya, apa yang akan *↗️Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur`an, Allah SWT berfirman* “Sesungguhnya, Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.” QS. Al-Qamar 54 Ayat 49 *↗️Ayat yang lain lagi mempertegas Allah SWT berfirman* “Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan tidak pula dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab Lauh Mahfuzh sebelum Kami menciptakannya. *Sesungguhnya, yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.”* QS. Al-Hadid 57 Ayat 22 *👏Duh Gusti yg maha besar kami mohon Ampunanmu…!* _Apapun masalah yang dialami dalam hidup kita, sebesar ataupun sekecil apapun peranannya, adalah sudah dituliskan, Apapun peristiwa yang terjadi dalam hidup ini, sepenting ataupun seremeh apapun, adalah juga sudah dituliskan. Apa yang harus kita khawatirkan? Jika kita dibuatNya begini, menjadi seperti ini, di jalan ini, maka ini bukanlah trial dan errornya Allah atas hidup kita. Bukan lahan coba² bagi Dia untuk hidup kita. Sekuat apapun kita menolak dan menghindar, bila itu sudah disahkan atas hidup kita, maka bagaimanapun caranya hal itu akan tetap terjadi jua. Begitupun sebaliknya, *Karena tidak ada selembar daun pun yang jatuh tanpa seijin Allah. _Subhanallah.*_ _Semoga bermanfaat bisa menjadikan kita sabar dan istiqomah dalam menjalani kehidupan ini. *Insayaallah.. Aamiin.*_ *Salam™️* Navigasi pos
MENDATANGI DUKUN, DOSA BESAROleh Ustadz Abu Isma’il Muslim al-AtsariTermasuk iman kepada Allâh Subhanahu wa Ta’ala adalah beriman bahwa hanya Allâh Subhanahu wa Ta’ala yang mengetahui seluruh perkara ghaib. Allâh Azza wa Jalla berfirmanقُلْ لَا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ“Katakanlah, Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah..” [An-Naml/27 65]Kemudian terkadang Allâh Azza wa Jalla memberitahukan sebagian perkara ghaib itu kepada rasul yang Dia kehendaki lewat wahyu-Nya. Allâh Azza wa Jalla berfirmanعَالِمُ الْغَيْبِ فَلَا يُظْهِرُ عَلَىٰ غَيْبِهِ أَحَدًا ﴿٢٦﴾ إِلَّا مَنِ ارْتَضَىٰ مِنْ رَسُولٍ فَإِنَّهُ يَسْلُكُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ رَصَدًا“Dia adalah Rabb Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu. Kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga malaikat di muka dan di belakangnya“. [Al-Jinn/72 26-27]Yang dimaksud perkara ghaib yaitu perkara yang tidak dapat dijangkau oleh panca indra manusia. Lihat Alamus Sihr, hal 263, karya Dr. Umar Sulaiman Al-Asyqar.LIMA KUNCI PERKARA GHAIB Dan ada lima kunci perkara ghaib yang hanya diketahui oleh Allâh. Allâh Azza wa Jalla berfirmanوَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ ۚ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ ۚ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍDan pada sisi Allâh-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang ada di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya pula, dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melaimkan tertulis dalam kitab yang nyata Lauh Mahfuzh. [Al-An’am/6 59]Syaikh Shâlih al-Fauzan hafizhahullâh menyatakan bahwa firman Allâh “Tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri”, maka barangsiapa mengaku-ngaku mengetahui sesuatu darinya, dia telah kafir”. Syarah Aqidah Washitiyah, hlm 105; karya Syaikh Shâlih al-Fauzan; penerbit Darul AqidahLima kunci perkara ghaib ini dijelaskan oleh Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam di dalam haditsnya yang shahih, sebagai berikutعَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ خَمْسٌ إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْأَرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌDari Abdullâh bin Umar, bahwa Rasûlullâh Shallallahu alaihi wa sallam bersabda Kunci-kunci semua yang ghaib ada lima, beliau membaca ayat, surat Luqman 34 Sesungguhnya Allâh, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui dengan pasti apa yang akan diusahakannya tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan Allâh Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. [HR. Al-Bukhari, no 4627]Syaikh Shâlih al-Fauzan hafizhahullah menyatakan, “Maka barangsiapa mengaku-ngaku mengetahui perkara ghaib dengan sarana apa saja –selain yang dikecualikan oleh Allâh kepada para rasul-Nya lewat wahyu-Nya- maka dia pendusta, kafir. Baik hal itu dengan sarana membaca telapak tangan, gelas, perdukunan, sihir, perbintangan/zodiak, atau lainnya”. [Lihat Kitab at-Tauhid, hlm. 30, karya Syeikh Shâlih al-Fauzan, penerbit Darul Qosim, cet 2, th 1421 H / 2000 M]Beliau juga berkata “Maka barangsiapa mengaku-ngaku mengetahui perkara ghaib atau membenarkan orang yang mengaku-ngaku hal itu, maka dia musyrik, kafir. Karena dia mengaku-ngaku menyekutui Allâh dalam perkara yang termasuk kekhususan-kekhusuanNya”. Lihat Kitab at-Tauhid, hlm. 31, karya Syeikh Shâlih al-Fauzan, penerbit Darul QosimLARANGAN MENDATANGI DUKUN! Karena yang mengetahui perkara ghaib hanya Allâh, maka syari’at Islam melarang umatnya mendatangi dukun. Yang dimaksudkan dukun di sini adalah yang bahasa arabnya adalah kâhin atau arrâf. Yaitu orang yang mengaku-ngaku mengetahui perkara ghaib, apa yang akan terjadi, tempat barang hilang, pencuri barang, isi hati orang, dan semacamnya. Walaupun di masyarakat dikenal dengan sebutan kyai, orang pintar, orang tua, atau Al-Khaththâbi rahimahullah berkata, “Arrâf adalah orang yang mengaku mengetahui tempat barang yang dicuri, tempat barang hilang, dan semacamnya”. Syarah Nawawi, 7/392Mendatangi dukun seperti ini haram hukumnya. Barangsiapa mendatanginya dan bertanya kepadanya, maka shalatnya selama 40 hari tidak diterima oleh Allâh Azza wa Jalla. Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabdaمَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْءٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلَاةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةًBarangsiapa mendatangi arrâf lalu bertanya kepadanya tentang sesuatu, tidak akan diterima darinya shalat 40 hari. [HR. Muslim, no 2230]Maksud “tidak akan diterima darinya shalat 40 hari”, yaitu tidak ada pahala baginya, walaupun shalatnya sah di dalam menggugurkan kewajibannya, dan dia tidak harus hadits lain, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabdaمَنْ أَتَى حَائِضًا أَوْ امْرَأَةً فِي دُبُرِهَا أَوْ كَاهِنًا فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Barangsiapa mendatangi yakni menggauli/mengumpuli wanita haidh atau mendatangi yakni menggauli/mengumpuli wanita pada duburnya atau mendatangi kâhin dukun, maka dia telah kafir kepada al-Qur’an yang telah diturunkan kepada Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam“. [HR. Tirmidzi; Abu Dawud; dll]Kafir di sini maksudnya kafir kecil yang tidak mengeluarkan dari Islam, dengan dalil shalatnya tidak diterima 40 hari. Karena seandainya kafir besar yang mengeluarkan dari Islam, maka shalatnya seumur hidupnya tidak diterima, wallâhu a’ Muhammad bin Shâlih al-Utsaimin rahimahullah menjelaskan bahwa bertanya kepada arrâf dukun dan semacamnya ada beberapa macamSekedar bertanya saja. Ini hukumnya haram. Berdasarkan hadits “Barangsiapa mendatangi arrâf…”. Penetapan hukuman terhadap pertanyaannya menunjukkan terhadap keharamannya. Karena tidak ada hukuman kecuali terhadap perkara yang kepada dukun, meyakininya, dan menganggap benar perkataannya. Ini kekafiran, karena pembenarannya terhadap dukun tentang pengetahuan ghaib, berarti mendustakan terhadap Al-Qur’ kepada dukun untuk mengujinya, apakah dia orang yang benar atau pendusta, bukan untuk mengambil perkataannya. Maka ini tidak mengapa, dan tidak termasuk larangan dalam hadits di atas. Karena Nabi Shallallahu alaihi wa sallam pernah bertanya kepada Ibnu Shayyad untuk kepada dukun untuk menampakkan kelemahan dan kedustaannya. Ini terkadang hukumnya wajib atau dituntut. [Diringkas dari Al-Qaulul Mufid ala Kitab at-Tauhid 2/49, karya Syeikh al-Utsaimin, penerbit Darul Ashimah, cet 1, th 1415 H]PERKATAAN DUKUN TERKADANG BENAR? Telah nyata larangan agama Islam, tetapi mengapa banyak orang yang percaya terhadap perkataan dukun? Ternyata sebagian manusia itu terpedaya dengan sebab perkataan dukun itu terkadang sesuai dengan sebagian dukun itu meminta pertolongan kepada jin untuk mengetahui pencuri, tempat barang hilang, dan sebagainya. Jin-jin itu juga memberitahukan bahwa Fulan akan datang hari ini atau besok, bahwa Fulan datang dengan keperluan ini atau itu, dan kâhin berkata benar, dalam perkara yang akan terjadi, maka itu adalah satu kalimat dari jin hasil copetan dari dukun mengucapkan kalimat-kalimat umum yang bisa ditafsirkan dengan semua kejadian. Atau mereka bersandar kepada pengalaman dan kebiasaan, atau persangkaan. Namun sesungguhnya kebenaran dari perkataan dukun itu sangat sedikit dibandingkan dengan ini juga disebutkan di dalam hadits-hadits shahih yang lain, antara lain sebagai berikutعَنْ عُرْوَةَ يَقُولُ قَالَتْ عَائِشَةُ سَأَلَ أُنَاسٌ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الْكُهَّانِ فَقَالَ لَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْسُوا بِشَيْءٍ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ فَإِنَّهُمْ يُحَدِّثُونَ أَحْيَانًا الشَّيْءَ يَكُونُ حَقًّا قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تِلْكَ الْكَلِمَةُ مِنْ الْجِنِّ يَخْطَفُهَا الْجِنِّيُّ فَيَقُرُّهَا فِي أُذُنِ وَلِيِّهِ قَرَّ الدَّجَاجَةِ فَيَخْلِطُونَ فِيهَا أَكْثَرَ مِنْ مِائَةِ كَذْبَةٍ Dari Urwah, dia mengatakan Aisyah berkata “Orang-orang bertanya kepada Rasulûllâh Shallallahu alaihi wa sallam tentang para kahin, maka Rasûlullâh Shallallahu alaihi wa sallam berkata kepada mereka “Mereka tidak benar/batil”. Para Sahabat mengatakan “Wahai Rasûlullâh, sesungguhnya para kahin itu terkadang menceritakan sesuatu yang menjadi kenyataan”. Rasûlullâh Shallallahu alaihi wa sallam bersabda “Itu adalah satu kalimat dari jin, jin mencopet kalimat itu lalu membisikkannya pada telinga wali kekasihnya seperti berkoteknya ayam. Kemudian para kahin itu mencampur pada kalimat itu lebih dari seratus kedustaan”. [HR. Muslim, no. 2228]Dari penjelasan ini kita mengetahui bahaya perdukunan, semoga Allâh selalu menjaga kita dari kesesatan-kesesatan. Aamîn. Wallâhu al-Musta’an.[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 07/Tahun XXI/1439H/2017M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079]
Keberadaan Allah SWT Al-Qur`an menginformasikan kepada kita tentang kebenaran sifat-sifat Allah, “Allah, tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Dia Yang hidup kekal lagi terus-menerus mengurus makhluk-Nya; tidak mengantuk dan tidak tidur, Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Mahatinggi lagi Mahabesar.” al-Baqarah 255 “Allahlah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah, ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.” ath-Thalaaq 12 Akan tetapi, banyak orang yang tidak menerima keberadaan Allah swt. seperti yang telah dijelaskan dalam ayat-ayat tersebut. Mereka tidak memahami kekuasaan dan kebesaran-Nya yang abadi. Mereka memercayai kebohongan bahwa merekalah yang mengatur diri mereka sendiri dan berpikir bahwa Allah berada di suatu tempat yang jauh di alam semesta dan jarang mencampuri “perkara keduniaan”. Pemahaman terbatas orang-orang ini disebutkan dalam Al-Qur`an, “Mereka tidak mengenal Allah dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya, Allah benar-benar Mahakuat lagi Mahakuasa.” al-Hajj 74 Memahami kekuasaan Allah swt. dengan baik merupakan ikatan awal dalam rantai keimanan. Sesungguhnya, seorang mukmin akan meninggalkan pandangan masyarakat yang menyimpang tentang kekuasaan Allah swt. dan menolak keyakinan sesat dengan mengatakan, “Dan bahwasanya Orang yang kurang akal dari kami dahulu selalu mengatakan perkataan yang melampaui batas terhadap Allah.” al-Jin 4 Kaum muslimin memercayai Allah swt. sesuai dengan penjelasan Al-Qur`an. Mereka melihat tanda-tanda keberadaan Allah pada dunia nyata dan alam gaib, kemudian mulai memercayai keagungan seni dan kekuasaan Allah. Akan tetapi, jika umat berpaling dari Allah serta gagal bertafakur kepada Allah dan ciptaan-Nya, mereka akan mudah terpengaruh oleh keyakinan-keyakinan yang menyesatkan pada saat ditimpa kesusahan. Allah menyebutnya sebagai bahaya yang potensial, dalam surah Ali Imran 154, mengenai umat yang menyerah dalam berperang, “... sedang segolongan lagi telah dicemaskan oleh diri mereka sendiri; mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah seperti sangkaan jahiliah....” Seorang muslim seharusnya tidak melakukan kesalahan seperti itu. Karena itu, dia harus membebaskan hatinya dari segala sesuatu yang dapat memunculkan sangkaan jahiliah dan menerima keimanan yang nyata dengan segenap jiwa sebagaimana penjelasan dalam Al-Qur`an. Taqwa kepada Allah SWT Sesuai Kesanggupan Bertaqwa kepada Allah adalah awal dari segalanya. Semakin tebal ketaqwaan seseorang kepada Allah, semakin tinggi kemampuannya merasakan kehadiran Allah. Al-Qur`an memberikan contoh beberapa rasul yang dapat kita bandingkan dengan diri kita sehingga paham bahwa kita dapat meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah swt. Allah swt. menginginkan manusia agar bertaqwa dengan sebenar-benarnya. Berbagai cara untuk menunjukkan penghormatan kepada Yang Mahakuasa dapat dilakukan, sebagai contoh berjalan di jalan Allah, melakukan perbuatan baik, mengikuti contoh-contoh yang diberikan para rasul, menaati serta memperhatikan ajaran-ajaran Allah, dan sebagainya. “Maka bertaqwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah; dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.” at-Taghaabun 16 “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah sebenar-benarnya taqwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” Ali Imran 102 Takdir Tidak ada satu pun di alam ini yang terjadi secara kebetulan, sebagaimana tertuang dalam Al-Qur`an, “... Allah mengatur urusan makhluk-Nya….” ar-Ra’d 2 Dalam ayat lain dikatakan, “… dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya pula....” al-An’aam 59 Dialah Allah Yang menciptakan dan mengatur semua peristiwa, bagaimana mereka berawal dan berakhir. Dia pulalah yang menentukan setiap gerakan bintang-bintang di jagat raya, kondisi setiap yang hidup di bumi, cara hidup seseorang, apa yang akan dikatakannya, apa yang akan dihadapinya, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur`an, “Sesungguhnya, Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.” al-Qamar 49 “Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan tidak pula dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab Lauh Mahfuzh sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya, yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” al-Hadiid 22 Kaum mukminin seharusnya menyadari kenyataan yang agung ini. Sebagai konsekuensinya, sudah seharusnya mereka tidak berbuat kebodohan seperti orang-orang yang menolak kenyataan dalam hidupnya. Dengan memahami bahwa hidup itu hanya ”mengikuti takdir”, mereka tidak akan pernah kecewa atau merasa takut terhadap apa pun. Mereka menjadi yakin dan tenang seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad saw. yang bersabda kepada sahabatnya, “Janganlah kamu berdukacita, sesungguhnya Allah beserta kita.” at-Taubah 40 ketika sahabatnya itu merasa khawatir ditemukan para pemuja berhala yang bermaksud membunuh mereka ketika bersembunyi di dalam gua. Iman kepada Allah SWT Karena Allah adalah pembuat keputusan, setiap kejadian merupakan anugerah bagi makhluk-Nya segala sesuatu telah direncanakan untuk kebaikan agama dan untuk kehidupan orang yang beriman di akhirat kelak. Kaum mukminin dapat merujuk pada pengalaman mereka untuk melihat bahwa ada sesuatu yang bermanfaat bagi diri mereka pada akhir sebuah kejadian. Untuk alasan tersebut, kita harus selalu memercayai Allah Dialah Yang Maha Esa dan Maha Melindungi. Seorang mukmin harus bersikap sebagaimana yang Allah inginkan memenuhi tanggung jawabnya kemudian berserah diri pada Allah dengan hasilnya. Ayat berikut mengungkapkan misteri ini, yang tidak diketahui oleh orang-orang yang ingkar. “... Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya. Sesungguhnya, Allah melaksanakan urusan yang dikehendaki Nya. Sesungguhnya, Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” ath-Thalaaq 2-3 “Katakanlah, Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah Pelindung kami, dan hanyalah kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal.” at-Taubah 51 Apa yang seharusnya seorang muslim katakan kepada orang-orang yang ingkar kepada Allah swt., juga tercantum dalam Al-Qur`an, “Mengapa kami tidak akan bertawakal kepada Allah, padahal Dia telah menunjukkan jalan kepada kami, dan kami sungguh-sungguh akan bersabar terhadap gangguan-gangguan yang kamu lakukan kepada kami. Dan hanya kepada Allah saja orang-orang bertawakal itu berserah diri.” Ibrahim 12 Dalam ayat lain dikatakan, “Jika Allah menolong kamu, maka tak ada orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu tidak memberi pertolongan, maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu selain dari Allah sesudah itu? Karena itu, hendaklah kepada Allah saja orang-orang mu'min bertawakal.” Ali Imran 160
Allah Subhanahu Wa Ta’ala adalah Dzat Yang Maha Mengetahui lagi Maha Melihat. Dia adalah Tuhan kita semua. Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ghaib di langit dan bumi. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. Al-Hujuraat 18 Di dalam Al-Quran dijelaskan bahwa tidak ada yang bisa lolos dari penglihatan-Nya, tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya Yang mengetahui semua yang ghaib dan yang nampak; Yang Maha Besar lagi Maha Tinggi. Sama saja bagi Tuhan, siapa diantaramu yang merahasiakan ucapannya, dan siapa yang berterus-terang dengan ucapan itu, dan siapa yang bersembunyi di malam hari dan yang berjalan menampakkan diri di siang hari. Ar-Ra’d 9-10 Allah Subhanahu Wa Ta’ala selalu mengawasi dan melihat kita di manapun kita berada. sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi. Al-Fajr 14 Sudah seharusnya kita saling merenungi ayat-ayat di atas bahwasannya semua yang kita lakukan sesungguhnya dilihat oleh Allah Tabaraka Wa Ta’ala, kita harus merawa selalu diawasi dan selalu diperhatikan oleh-Nya. Bahkan ucapan di dalam hati kita pun Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengetahuinya. Katakanlah "Jika kamu menyembunyikan apa yang ada dalam hatimu atau kamu melahirkannya, pasti Allah mengetahui." Allah mengetahui apa-apa yang ada di langit dan apa-apa yang ada di bumi. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ali Imran 23 Maka dari itu, mari kita tetap berbuat baik dan senantiasa berada di jalan Allah Subhanahu Wa Ta’ala agar kita selamat di dunia dan di akhirat. Semoga pembahasan kali ini bermanfaat. - Unknown خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ artinya "Sebaik-Baik Kalian Adalah Orang Yang Belajar Al-Quran Dan Mengajarkannya."
tidak ada sehelai daunpun yang gugur melainkan allah