Untukawal cerita KLIK DISINI. Waktu aku perintahkan kalian untuk melarikan diri ke atas bukit, aku sengaja memberondong musuh agar musuh mengejarku. Saat itu rasanya aku memang tak mungkin bisa selamat. Bagaimana tidak, puluhan bahkan ratusan tentara Fretilin mengejar dan mengepungku. Saat itu hanya ada dua pilihan, yaitu membunuh atau dibunuh.
CERPENCINTA AHMAD MUTAWAKKIL. Pada 31 Ogos 1957 penduduk kampung mengadakan majlis doa kesyukuran sebagai tanda meraikan kemerdekaan tanah air dan bacaan tahlil mengenang perjuangan Ahmad Mutawakkil. Sandra kekal di kampung itu dan menyumbang bakti mengajar anak-anak penduduk kampung membaca dan menulis. Situasi ini kerana kenangannya dan
Cintatanah air adalah perasaan yang timbul dari dalam hati sanubari seorang warga Negara, untuk mengabdi, memelihara, membela, melindungi tanah airnya dari segala ancaman dan gangguan. Bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaan pada tanggal 17 Oktober 1945. Kemerdekaan itu diperoleh melalui perjuangan dan pengorbanan parada pejuang yang
Cerpenpula bertemakan semangat pejuang, nasib bangsa dan cinta akan tanah air seperti dalam karya Rumah Besar Tiang Sebatang oleh Abdul Rahim Kajai. Bahagian B 1. (a) F1 - Perasaan cinta yang mendalam terhadap bangsa dan negara. F2 - Semangat kebangsaan yang menjelaskan sikap dan pendekatan berkaitan dengan perjuangan menentang penjajahan serta pembelaan terhadap bangsa dan negara.
1Kita mestilah mempunyai tanggungjawab terhadap tanah air,terutamanya untuk mengekalkan kemerdekaan yang telah dimiliki. 2.Kita mestilah mempunyai perasaan cinta akan tanah air.Generasi lama mempunyai perasaan cinta akan tanah air yang sangat tinggi sehingga mereka sanggup berjuang demi membebaskan negara daripada musuh.
cara membuat cheese roll dari kulit lumpia. Jakarta, NU Online Penyair asal Sumenep, KH D Zawawi Imron menyebut bahwa kemerdekaan merupakan kehormatan bangsa Indonesia. Menurutnya ada beberapa alasan untuk mencintai tanah air. Di antaranya karena setiap hari meminum air dari tanah Indonesia dan kemudian menjadi darah yang mengalir di tubuh. "Kita makan beras, buah-buahan, dan ikan Indonesia lalu menjadi daging. Kita menghirup udara Indonesia yang menjadi nafas kita. Kita semua bersujud di atas bumi Indonesia yang berarti Indonesia adalah sajadah tempat kita bersujud kepada Allah," terang Kiai Zawawi dalam Istighotsah dan Doa Bersama yang digelar PT Telkomsel dan Majelis Telkomsel Taqwa MTT, pada 20 Agustus 2021 lalu. Selain itu, alasan lain yang menjadi alasan untuk mencintai tanah air Indonesia adalah karena ketika mati akan tidur dalam pelukan bumi Indonesia. Daging yang kelak membusuk itu akan kembali bersatu dengan tanah Indonesia. "Maka tidak ada alasan untuk tidak cinta kepada tanah air dan bangsa Indonesia," tegas kiai berjuluk 'Penyair Celurit Emas' kelahiran 1 Januari 1945 itu. Ia juga menyebut bahwa tanah air Indonesia merupakan ibu, sehingga siapa pun yang cinta kepada sang ibu agar tidak mengisinya dengan dosa, maksiat, permusuhan, kebencian, dan adu domba. "Tanah air Indonesia juga adalah sajadah kita. Siapa mencintainya harus menanaminya dengan benih-benih keimanan, ketakwaan, kemakmuran, kesuburan, dan kreativitas. Tanah air Indonesia adalah sajadah kita, tempat kita bersujud kepada Allah. Inilah tanah air milik kita yang diproklamasikan pada 17 Agustus 1945," tegas Kiai Zawawi. Lebih lanjut, dikatakan bahwa para pejuang kemerdekaan banyak yang gugur di medan perang. Kiai Zawawi menyebutnya sebagai syuhada. Merekalah pahlawan yang menginginkan bangsa Indonesia hidup sekalipun harus mati dan tidak sempat menikmati kemerdekaan. "Jenderal Sudirman, tidak sempat menikmati kemerdekaan. KH Hasyim Asy’ari yang memperjuangkan resolusi jihad tidak sempat menikmati kemerdekaan. Pangeran Diponegoro, Tuanku Imam Bonjol, Pattimura, dan Teuku Umar, tidak sempat menikmati kemerdekaan," terangnya. Karena itu, Kiai Zawawi mengajak masyarakat Indonesia untuk sama-sama mendoakan para pahlawan yang telah gugur terlebih dulu dan tidak sempat merasakan kenikmatan kemerdekaan. Namun, mereka meninggalkan warisan berupa NKRI dan bisa dinikmati oleh masyarakat Indonesia saat ini. "Kita punya tugas mensyukuri kemerdekaan, mengakui jasa para pahlawan, sekaligus mendoakan para pahlawan. Semoga para pahlawan itu diberi tempat yang damai di alam barzakh, di alam kuburnya," tutur Kiai Zawawi. Indonesia, negeri potongan surga Kiai Zawawi Imron juga mengatakan Konferensi Islam Asia-Afrika di Bandung, pada 1964, dihadiri oleh utusan dari Mesir yakni Syekh Mahmoud Syaltout. Pada kesempatan itu, Mahmoud mengatakan bahwa negeri Indonesia merupakan kepingan surga. "Kita tahu Mesir itu terdiri dari padang sahara yang luas. Kesuburan hanya terdapat di tepian sungai Nil. Syekh Mahmoud Syaltout, Rektor Al-Azhar, utusan Mesir itu yang negerinya terdiri dari padang sahara tandus, begitu sampai di Indonesia beliau terpesona, kagum terhadap alam Indonesia," kata Kiai Zawawi. Dengan kalimat-kalimat sastra, ia menyebut bahwa Syekh Mahmoud ketika itu menyaksikan alam Indonesia berupa gunung biru berselendang awan, hamparan padi menguning yang di atasnya burung-burung kecil menyanyikan keagungan Tuhan. Kemudian di tepi-tepi laut ada pemandangan buih-buih putih sedang berkejaran untuk menciumi bibir pantai. Sementara di beberapa pantai lain, ada daun nyiur melambai yang mengucapkan d selamat datang kepada para pahlawan, yakni para nelayan yang membawa ikan dari laut. "Syekh Mahmoud Syaltout kagum dan terpesona terhadap keindahan alam Indonesia sehingga beliau berucap kepada Presiden Soekarno, Indonesia adalah potongan surga yang diturunkan Allah ke bumi. Subhanallah, orang lain mengakui keindahan negeri kita," terang Kiai Zawawi. Menurutnya, kalau ingin alam Indonesia tetap subur, makmur, dan indah maka harus diurus oleh hati serta budi pekerti yang juga indah. Tugas bangsa Indonesia saat ini adalah merias tanah air Indonesia dengan amal shaleh dan ketakwaan kepada Allah. "Kalau Indonesia yang indah ini diurus oleh hati yang tidak indah, akhlak yang tidak indah, maka alam Indonesia akan rusak," pungkasnya. Pewarta Aru Lego Triono Editor Kendi Setiawan
Cerpen Karangan Risda NurmeilaKategori Cerpen Anak, Cerpen Kisah Nyata, Cerpen Perjuangan Lolos moderasi pada 29 July 2015 Sore hari yang sangat panas, pada hari Sabtu tanggal 17 Agustus 2013. Aku bersama kawan-kawan yaitu Rina, Eka, Ratna dan Ratih, bersiap-siap untuk mengikuti kegiatan lomba perayaan hari kemerdekaan yang diadakan dimulai dari rute kp. Neglasari – kp. perbatasan, yang jarak tempuhnya cukup jauh. Diantara banyak lomba-lomba yang aku ikuti, lomba yang masuk final dan paling berkesan adalah lomba balap karung bersama kawan-kawan, memang sulit sih rasanya ketika harus meloncat memakai karung, otomatis loncatan yang kita lakukan harus refleks supaya balance seimbang, dan Aku berusaha untuk menyeimbangkanya, setidakya adalah keikutsertaanku di dalam lomba ini. Semua peserta lomba balap karung telah siap untuk mendengarkan aba-aba yang dilontarkan. “Siap… mulai!!!” teriak pak Eman selaku pemberi aba-aba. Lima menit berlalu mncapai setengah dari jalan yang sudah dilalui, tiba-tiba salah satu kawanku yaitu Eka di sebelahku terjatuh tepat di depan ku, sehingga menyulitkan langkahku untuk meloncat, Eka beberapa kali berusaha untuk bangun tapi sangat sulit, mungkin karena kakinya terkilir sehingga menyulitkan langkah Dia untuk berdiri, akhirnya Eka terpaksa berhenti dari perlombaan balap karung dan hanya menjadi penonton di tengah keramaian warga yang menyaksikan lomba. Aku sudah mulai menjauh dari tempat tadi dan berhasil bergerak meloncat menyusul Rina, kedua kawanku yang ada di depanku rupanya meloncat begitu cepat, Aku pun tidak ingin ketinggalan untuk cepat sampai menuju garis finish. Dengan sekuat tenaga Aku berusaha meloncat dengan cepat, tetapi sayang kecepatanku mulai lemah, Rina yang tadi di belakangku kini mulai bergerak maju menyusulku, tak sampai disitu, Aku berusaha menambah kecepatan loncatan lebih cepat lagi dan akhirnya Aku berhasil melalui Rina. Sekarang targetku harus bisa melalui 2 orang yang ada di depanku, yaitu Ratna dan Ratih, tapi aku juga harus tetap waspada kalau-kalau Rina yang ada di belakangku berhasil melaluiku kembali. Memang berat mengumpulkan kembali tenaga yang masih tersisa dengan keringat yang bercucuran di kening, serta panasnya siang hari, Aku abaikan dengan masih fokus untuk mengejar 2 orang temanku yang ada di depan. Kecepatan loncatan mereka berdua sangat bagus sehingga beberapa kali aku menambahkan kecepatan loncatan, kecepatan loncatan mereka semakin kencang. Benar-benar hebat Aku pun membutuhkan kecepatan loncatan ekstra untuk bisa menandingi mereka, dengan beberapa tenaga yang masih tersisa dan semangat 45 sesuai dengan hari kemerdekaan yang sedang dirayakan, akhirnya Aku berhasil melalui Ratih, targetku pun tinggal satu orang lagi yaitu Ratna. Dengan garis finish yang tinggal menyisakan beberapa loncatan lagi, aku berusaha mengejar Ratna, tetapi kecepatanku melemah mungkin karena kelelahan dan tenagaku yang terkuras cukup banyak, tak disangka Ratna pun berhasil melaluiku mencapai garis finish dan keluar sebagai juara 1 di lomba balap karung final tersebut, lalu aku sebagai juara 2 dan disusul Ratih sebagai juara 3. Aku memang harus mengakui kalau Ratna yang tercepat, walaupun tak keluar sebagai juara 1, tetapi aku senang karena bisa melalui kecepatan Rina dan Ratih yang kecepatan loncatannya sama-sama hebat. Aku lalu menghampiri Ratna yang sejak usai lomba terlihat kelelahan, kini berubah dengan wajah yang berbinar-binar, karena perjuanganya tidak sia-sia memenangkan lomba. “Selamat ya Rat kamu memang hebat!!!” ucapku. “Makasih yaa!, Kamu juga hebat!” balasnya. “Sama-sama, makasih!” balasku kembali. Meskipun lomba balap karung ini tak begitu membanggakan bagi sebagian orang tetapi bagiku, kenangan indah kegembiraan-kegembiraan yang terselip di dalamnya begitu seru, kocak dan berkesan. Lomba pun usai semua peserta dan penonton lomba pulang kembali ke rumahnya masing-masing. Cerpen Karangan Risda Nurmeila Facebook Rhisyda Nurmeiilaa Originall Cerpen Kegembiraan di Hari Perayaan Kemerdekaan merupakan cerita pendek karangan Risda Nurmeila, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya. "Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!" Share ke Facebook Twitter WhatsApp " Baca Juga Cerpen Lainnya! " Buku Hero Oleh Levina Angelina Panji adalah seorang anak laki laki kecil. Ia baru saja genap berusia 9 tahun dua hari yang lalu. Sekarang ia sedang duduk di kelas 3 sekolah dasar. Ia bersekolah Karena Korban Pengungsian Gempa Aceh Oleh Alyaniza Nur Adelawina Dwi Kresti Rahayu Kusumaningrat namanya. Dia adalah sahabatku. Kami sekelas. Ada salah satu sifat yang membuat orang lain benci terhadap Kresti baca kristi, yaitu tidak pernah membantu orang yang Jagalah Pola Makan Sehatmu Part 2 Oleh Atha Shinta Putri Wijaya “O iya aku hampir lupa setelah makan es krim kita nanti kumur-kumur atau menyikat gigi ya…” kata putri, “Kenapa?” jawab mereka semua kompak “Begini dengerin ya… Dulu aku pernah Mia Si Anak Mungil Oleh Ananda Naftalia Saputra Taman Kanak-kanak yang indah dan menyenangkan, memiliki sejuta pesona yang menggetarkan jiwa. Anak-anak yang lucu, anak-anak yang cantik dan tampan, anak-anak yang memiliki perilaku yang membuat orang lain tertawa Pahit Rasanya Tapi Manis Buahnya Oleh Ahmad Haedher Dzakwan Setiap manusia tentu memiliki sejuta kisah yang dapat diungkapkan baik melalui lisan maupun tulisan. Dan suatu permasalahan yang dihadapi juga tidak selalu baik. Kadang hal yang kita inginkan ternyata “Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?” "Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan loh, bagaimana dengan kamu?"
Resensi Buku Air AkarKeragaman budaya masyarakat Indonesia merupakan kekayaan luar biasa sekaligus sumber ide tak habis-habisnya. Mengangkatnya dalam cerita pendek menjadi salah satu cara untuk menumbuhkan rasa bangga dan cinta pada Tanah Air. Itulah yang dilakukan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melalui Kompetisi Menulis Fiksi dan Nonfiksi. Buku memuat 10 cerpen terbaik yang mengalahkan karya hal 6. Para penulis mengangkat cerita dari Aceh sampai Papua. Cerpen “Air Akar” karya Benny Arnas ditempatkan sebagai pembuka. Cerpen yang sekaligus menjadi judul buku ini berkisah tentang Bunga Raya, seorang guru di Kampung Nulang, 20 kilometer dari Lubuklinggau, Sumatra Selatan. Bunga Raya bukan hanya guru, tapi juga dokter. Dia disebut mantri hebat hal 10. Kehebatannya sebagai mantri berawal ketika menyembuhkan muridnya, Nalin, yang sakit diare. Meskipun Bunga Raya sudah meyakinkan masyarakat bahwa oralit mudah dibuat sendiri, mereka tetap menganggapnya sebagai ramuan rahasia. Setelah berkonsultasi dengan beberapa dokter, ahli herbal, dan teman-temannya, Bunga Raya membuat Air Akar, ramuan obat serbaguna warisan leluhur hal 13. Tak semua orang suka tindakan Bunga. Malahan ketidaksukaan datang dari sesama pengajar di SD Nulang. Cerpen-cerpen lain karya para Finalis Cerita Pendek Kompetisi Menulis Tulis Nusantara 2012 ini juga tidak kalah menarik. Misalnya, “Barongsai Merah Putih” hal 49-64. Cerpen karya Ade Sugeng Wiguno tersebut menceritakan Rudy dan Erik, dua pemain barongsai yang berusaha keras terpilih mengikuti Kejuaraan Nasional Barongsai di Semarang. Tapi mereka gagal, bahkan diusir dari perguruan sehingga merasa terhina. Resensi Air Akar di Koran Jakarta edisi digital Mereka bertekad menunjukkan bahwa mereka bisa memainkan barongsai dengan baik. Masalahnya, mereka tak punya barongsai. Untunglah keempat sahabat mereka―Andi, Surya, Bunga, dan Dewi―bahu-membahu membantu.“…Saat bermain, kalian sungguh menikmati persahabatan satu sama lain. Itulah yang dilupakan para seniman barongsai lain” hal 64. Tiga dari 10 cerpen tampil berbeda karena tidak spesifik mengusung daerah tertentu. Mereka adalah “Sepasang Kupu-kupu Hitam-Putih”, “Penulis Biografi”, dan “Protokol Karimata.” Meskipun demikian, ketiga cerpen tersebut juga sarat nilai-nilai kebaikan keindonesiaan. “Sepasang Kupu-Kupu Hitam-Putih” hal 77-87, misalnya, mengangkat cerita tentang kupu-kupu. Tokoh utama dalam cerpen karya Ari Keling ini sepasang kupu-kupu bernama Lala dan Lolo. Lala yang sedang menunggu Lolo tertangkap oleh Reni, seorang remaja penggemar kupu-kupu yang tak tahu cara memperlakukan binatang tersebut. “Protokol Karimata” hal 125-145 karya Wiryawan Nalendra menyuguhkan setting waktu tahun 2121. Dia berkisah tentang penjelajahan waktu oleh tokoh aku yang terlempar dari satu masa ke masa lainnya. Sedikit kekurangan buku ini adalah pada tata letak halaman. Nomor halaman yang tercantum di daftar isi berbeda dengan sesungguhnya. Di daftar isi, cerpen “Air Akar” disebutkan berada di halaman 7, tetapi ternyata berada di halaman 9. Demikian selanjutnya hingga cerpen terakhir. Selain itu, di bagian atas cerpen “Tandan Sawit” karya Nafi’ah Al-Mar’ab hal 117-123 tertulis judul cerpen dan nama penulis lain, yaitu “Penulis Biografi” di halaman genap dan “Bode Riswandi” di halaman ganjil. Data Buku Judul Air AkarPenulis Banyak OrangPenerbit GramediaTerbit November, 2013Tebal 152 halamanISBN 978-979-22-9867Diresensi Triani Retno A, lulusan Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad Resensi Air Akar di Koran Jakarta edisi cetak tanggal 23 April 2014.
cerpen kemerdekaan cinta tanah air